Sunday, August 29, 2004
Representasi dari "Pluralisme" Beragama
Pluralisme itu bukan mencampur adukkan agama. Melainkan semangat hormat menghormati ,saling menghargai... Agama bukan di ciptakan untuk saling bermusuhan. sudah banyak contoh tuhan di jadikan alasan untuk saling membunuh, saling membenci, dan saling menyalahkan... Apalagi sekarang, banyak orang mengatasnamakan "agama" untuk berpolitik dan meneror (terorrisme).. Dalam berpolitik, bagi saya tidak apa menggunakan asas agama asal nafas yang dihembuskan oleh partai juga adalah nafas agama yang murninya adalah baik dan damai...
Plural berarti gabungan dari beberapa singular, jamak gabungan dari bentuk tunggal, tanpa bentuk tunggal gak akan tercipta jamak.
Misalnya dalam keluarga Masdar ada ayah, mama, arief, lia, dini, rani dan inul. Tanpa bentuk ketunggalaan ayah, mama, arief, lia, dini, rani dan inul kayaknya gak akan ada sebuah keluarga Masdar, karena ketunggalan adalah unsur pembentuk jamak.
Begitu pun kita memahami pluralisme, bukan menghilangkan identitas kita sebagai muslim, kristen, atau atheis. tapi bagaimana membiarkan semuanya tetap berbeda tapi bisa hidup secara "sehat"...
Kita bisa mengatakan bahwa org kristen (misalnya) itu salah, karena kita dilahirkan dalam linkungan Islam. Tidakah kita menyadari bahwa merekapun di doktrin bahwa agama kristen itu adalah agama paling benar. Dari fenomena diatas kita tau terkadang bahwa kebenaran keberagamaan saling bertentangan seperti cermin. Mana yang benar oleh kita dianggap salah oleh orang lain, yang di anggap kita salah malah dianggap benar oleh orang lain.
Kayaknya Tuhan tidaklah adil kalau menilai manusia hanya sebatas Islam dan non islam, karena saya yakin Tuhan adalah hakim yang seadil adilnya...
Wallahu A'lam bi showaab....
"Manusia hanya bisa berdiri di sekitar kebenaran, kebenaran MUTLAK hanya milik-Nya"
Plural berarti gabungan dari beberapa singular, jamak gabungan dari bentuk tunggal, tanpa bentuk tunggal gak akan tercipta jamak.
Misalnya dalam keluarga Masdar ada ayah, mama, arief, lia, dini, rani dan inul. Tanpa bentuk ketunggalaan ayah, mama, arief, lia, dini, rani dan inul kayaknya gak akan ada sebuah keluarga Masdar, karena ketunggalan adalah unsur pembentuk jamak.
Begitu pun kita memahami pluralisme, bukan menghilangkan identitas kita sebagai muslim, kristen, atau atheis. tapi bagaimana membiarkan semuanya tetap berbeda tapi bisa hidup secara "sehat"...
Kita bisa mengatakan bahwa org kristen (misalnya) itu salah, karena kita dilahirkan dalam linkungan Islam. Tidakah kita menyadari bahwa merekapun di doktrin bahwa agama kristen itu adalah agama paling benar. Dari fenomena diatas kita tau terkadang bahwa kebenaran keberagamaan saling bertentangan seperti cermin. Mana yang benar oleh kita dianggap salah oleh orang lain, yang di anggap kita salah malah dianggap benar oleh orang lain.
Kayaknya Tuhan tidaklah adil kalau menilai manusia hanya sebatas Islam dan non islam, karena saya yakin Tuhan adalah hakim yang seadil adilnya...
Wallahu A'lam bi showaab....
"Manusia hanya bisa berdiri di sekitar kebenaran, kebenaran MUTLAK hanya milik-Nya"
*ide diambil dari idoz dan dirubah dan ditambah beberapa... visit our forum http://www.ikmas.com/forum