Syahrani's Weblog Rani-Rina's Weblog
Saturday, December 11, 2004

Pesawat

Sedikit terlambat memang untuk menyajikan tulisan ini tapi tak apalah. Terlambat karena Saya lagi off, cuti nge-blog disini (walaupun masih nulis sometimes) karena lagi menikmati masa "Running away from books and lecture notes" (lari dari buku dan catatan kuliah), tapi nggak cuti disini :P. Tapi susah juga ya untuk lepas dari semua ini. Hoby untuk menulis dan berpikir -ceeiillee- (semampuku :P), selalu saja hinggap di diri ini hingga semua yang aku pikir di otak selalu pengen aku "sim salabim" menjadi sebuah tulisan sebagai pemuas hati :).

Pasca tragedi Lion Air di Solo beberapa waktu lalu, selang beberapa hari Saya beranikan diri untuk tetap menggunakan Pesawat sebagai alat transportasi Saya dari Jakarta - Surabaya. Deg-degan? tentu! Tapi Saya sudah pasrah sejak awal membuat Saya berani. Sebelum boarding, Saya SMS Rina yang mengantar Saya (thanks, hon!) dan Ayah mengabarkan bahwa Saya boarding. Saat saya berikan boarding pass ke petugas, saat itu juga Saya matikan HP Saya. Tapi pemandangan yang tak aneh tetap saja terjadi. Banyak diantara penumpang itu yang masih tetap meng-aktifkan HPnya sampai di dalam pesawat (goblok, lu!). Padahal, aturan menyatakan bahwa HP harus mati saat berada di pesawat karena mengganggu komunikasi pilot dan ATC (Airport Traffic Controller).

Puluhan ribu meter diatas permukaan laut, pesawat sempat tenang terbangnya. Namun, sampai ditengah-tengah pulau Jawa, pesawat goncang karena cuaca yang buruk. Coba bayangkan sekarang (*tutup mata, bayangkan*.. hohoho) bagaimana keadaan waktu itu di kabin ditambah lagi bayang-bayang kejadian Lion Air. Tanda sabuk pengaman pun menyala. Artinya, penumpang (saat itu juga) harus menggunakan sabuk pengaman dengan erat. Lagi-lagi, ada saja penumpang yang tidak menghiraukan. Mereka tetap asyik dengan urusan masing-masing. Saya dongkol! Bahkan cewek cantik disebelah Saya pun tetap "telanjang" melepas sabuk pengamannya.

Satu jam kemudian, sampailah kita di Bandara Internasional Juanda Surabaya. Pesawat berputar-putar beberapa kali yang Saya asumsikan sedang menunggu giliran untuk mendarat atau menunggu peritah dari ATC bahwa keadaan landasan clear! Pesawat dalam keadaan lurus, dan stabil, tanda siap mendarat. Rintik-rintik air yang membasahi jendela pesawat membuat Saya yakin bahwa diluar sedang hujan membuat jantung berdegup kencang (bukan karena ce cakep disamping :P). Perintah sang pilot pun telah ditaati "flight attendance, take your landing position!". Akhirnya, pesawat mendarat. Saat itu, rem yang digunakan pesawat adalah rem yang paling kuat yang dia punya (bahkan posisi reverse juga dipakai). Karena kalau cuaca tidak hujan, rem yang digunakan pilot tidak sekuat ini. Kedua layar yang ada di sayap membuka, mesin pun terbuka yang mungkin bertujuan untuk menambah kekuatan rem. Beberapa saat, pesawat telah berhasil berhenti dan kejadian Lion Air tidak terulang. Alhamdulillah...

Saya sempat mencatat kebiasaan penumpang pesawat Indonesia yang membuat Saya kesal sendiri! (Bagi Anda juga punya beberapa catatan bisa dibagi disini). Mungkin mereka kira pesawat itu bis atau angkot kali yaa (huh!).. Berikut catatannya:
  1. Menghidupkan HP dalam pesawat.
  2. Tidak memakai seat belt
  3. Tidak memperhatikan perintah pilot
  4. Tidak memperhatikan aturan keselamatan sipil yang biasanya diperagakan oleh pramugari (sok udah biasa naek pesawat kali :P)
  5. Langsung melepas seat belt begitu pesawat mendarat walaupun belum berhenti
  6. Membawa barang bawaan yang berat ke dalam kabin pesawat
  7. Suka panik
  8. Menghidupkan alat elektronik saat lepas landas dan mendarat
  9. Tidak tau dimana emergency exit terdekat
  10. Suka ngelirik pramugari cakep :P hohoho....
  11. (ada yang lain gak?!)
Sebagai sebuah catatan, transportasi udara adalah satu-satunya transportasi yang punya aturan yang sangat ketat (strict regulation). Berbeda dengan transportasi darat yang sedikit, transportasi udara punya banyak aturan yang harus ditaati penerbang. Aturan yang ketat membuat transportasi udara mempunyai catatan kecelakaan paling sedikit diantara transportasi yang lain. Tapi begitu terjadi kecelakaan sekali, akan menjadi "artis" yang dikejar-kejar "infotainment" beritanya. Tapi, jangan takut naik pesawat udara, karena keselamatan itu bukan hanya milik darat :) Kecelakaan bisa terjadi dimana saja tapi setidaknya resiko kecelakaan itu diminimalisir. Tentunya dengan berdisiplin disaat terbang! :)



Author

Rani

"Syahrani's Weblog" is where I restore everything (writings, stories, religious, social, politics, current affairs, marketing, thoughts, sports, internet, essays, pictures or what so ever) that amazed me during time.

A 23 year-old, worker, family-man and a Post-Graduate MBA student. Living in Melbourne (Australia). Email: syahrani AT gmail.com .

Ads


Archives

August 2004
September 2004
October 2004
November 2004
December 2004
January 2005
February 2005
March 2005
April 2005
May 2005
June 2005
July 2005
August 2005
September 2005
October 2005
November 2005
February 2006
March 2006
April 2006
May 2006
June 2006
August 2006
September 2006
October 2006
November 2006
December 2006
February 2007
April 2007
May 2007
April 2008
August 2008
September 2008
October 2008
November 2008
January 2009

Friends

*)Iin
Abhirhay
Adai
Avianto
Bahtiar
Benny Chandra
Budi Rahardjo
Budi Wijaya
Canti
Diaz Fitra
Didats Triadi
Dody
Emil
Enda Nasution
Farhana
Farid Gaban (Pena Indonesia)
Farid Gaban (Solilokui)
Fisto
Goiq
Guntur
Hermawan Kartajaya
Idban
Ikhlasul Amal
Imponk
Kere Kemplu
Mbak Syl
Lantip
Luluk
Maknyak
Manda
MDAMT
Nurani Susilo
Priyadi
Riza Nugraha
Rudy
Sa
Thomas Arie Setiawan
Tiwi
Wimar Witoelar
Yulian Firdaus

Credits

Blogger
Haloscan
Photobucket


Nedstat Basic - Free web site statistics Personal homepage website counter