Tuesday, January 18, 2005
Gender Equality (Persamaan Gender)
Ada seorang temen dari RRC --China-- (sebut saja A) bilang gini:
A: "Rani, I wanna convert my religion to Islam..."
Syahrani: "Yeah right, man... I know what you want from that.." :) *sinis*
A: "What....?"
Syahrani: "You can marry 4 women in your life..."
A: "hahaha.. you exactly know what I want..."
Syahrani: "Dumbhead..."
Ucapan pertama yang muncul di hati selain "dumbhead" adalah "gundulmu kuwi, leee"... hehehe Tapi memang benar, banyak orang non-muslim yang bergurau kepada Saya dengan alasan seperti itu. Makanya Saya mengerti betul maksud dia :)
Beberapa bulan yang lalu sebelum liburan, ada sebuah presentasi kelompok berdasarkan research dari beberapa teman kuliah dengan tema "Media Representation of Gender Equality comparing Australia and Malaysia". Kebetulan yang presentasi adalah orang Singapore, Malaysia dan China. Jadi, tidak ada orang Australia. Anehnya, dalam presentasi mereka justru menyoroti tentang keberadaaan gender equality di Islam. Memang, secara de facto, Malaysia (salah satu negara yang dipresentasikan) adalah negara Islam. Tetapi perlu diingat, bahwa di Malaysia ada 3 suku besar yakni Malay (melayu), Cina dan India. Dengan adanya 3 suku ini, presentasi mereka lebih menyoroti Islam dari segi gender equality. Jelas, yang ada hanya bias, unfair dan Saya sebagai salah satu diantara 2 orang muslim di kelas tersebut merasa di pressure.
Lagi-lagi pokok bahasan adalah poligami yang konon di benak mereka telah tertancap kata "enak". Ada 2 statements mereka yang Saya tangkap agak janggal yang membawa Saya pada kesimpulan bahwa research mereka tidak komprehensif yakni:
Mendukung atau tidak poligami itu bergantung kepada izin sang istri dan birokrasinya harus dijalankan. Masa' gaji 100 ribu perbulan mau nikah 4? tinggal jakarta lagi! hahaha Jadi, tidak pas apabila Saya berkata mendukung atau tidak. Jadi bagi Saya tidak ada istilah mendukung atau tidak dalam berpoligami karena semua bergantung pada pasangan masing2 :)
* Tulisan ini hanya bercerita ttg pengalaman dan tidak ada maksud sedikitpun untuk menyinggung perasaan orang lain.. Cheers :)
A: "Rani, I wanna convert my religion to Islam..."
Syahrani: "Yeah right, man... I know what you want from that.." :) *sinis*
A: "What....?"
Syahrani: "You can marry 4 women in your life..."
A: "hahaha.. you exactly know what I want..."
Syahrani: "Dumbhead..."
Ucapan pertama yang muncul di hati selain "dumbhead" adalah "gundulmu kuwi, leee"... hehehe Tapi memang benar, banyak orang non-muslim yang bergurau kepada Saya dengan alasan seperti itu. Makanya Saya mengerti betul maksud dia :)
Beberapa bulan yang lalu sebelum liburan, ada sebuah presentasi kelompok berdasarkan research dari beberapa teman kuliah dengan tema "Media Representation of Gender Equality comparing Australia and Malaysia". Kebetulan yang presentasi adalah orang Singapore, Malaysia dan China. Jadi, tidak ada orang Australia. Anehnya, dalam presentasi mereka justru menyoroti tentang keberadaaan gender equality di Islam. Memang, secara de facto, Malaysia (salah satu negara yang dipresentasikan) adalah negara Islam. Tetapi perlu diingat, bahwa di Malaysia ada 3 suku besar yakni Malay (melayu), Cina dan India. Dengan adanya 3 suku ini, presentasi mereka lebih menyoroti Islam dari segi gender equality. Jelas, yang ada hanya bias, unfair dan Saya sebagai salah satu diantara 2 orang muslim di kelas tersebut merasa di pressure.
Lagi-lagi pokok bahasan adalah poligami yang konon di benak mereka telah tertancap kata "enak". Ada 2 statements mereka yang Saya tangkap agak janggal yang membawa Saya pada kesimpulan bahwa research mereka tidak komprehensif yakni:
- "It's nice to be men in Islam, they can have 4 wives. So, if you guys feel bored with your first wife, you can have a second wife. Or if there is a more beautiful girl, you can have her as your wife either".
- "Islam doesn't have gender equality. Why? Because only men can marry more than one wife but for girl is not allowed to have more than 1 husband"
- Pertama, Presentasi kalian bagus. Sayang tidak sesuai dengan topik. Malah kalau Saya jadi orang yang tidak tahu topik kalian dan Saya disuruh menebak apa judul presentasi kalian, maka Saya akan menjawab "Media Represenation of Gender Equality comparing ISLAM and Australia".
- Malaysia punya 3 suku besar yakni Malay, Cina dan India. Tapi Anda lebih berat kepada Malay yang notabene Islam. Apakah memang suku Anda atau suku lainnya tidak diberi hak untuk mengurus pemerintahan? What a pity...
- Untuk menikah lebih dari 1, tidak semudah yang Anda bicarakan. "Moslems are not animal who can change their soulmate by using a simple reason, as you've explained so far through out your presentation". Birokrasi untuk menikah lagi jelas rumit dan tidak mudah. Selain harus adil, Izin dari istri pertama adalah yang paling primer. Kalau istri pertama tidak mengizinkan, maka "they're not allowed to marry again". Nah, disinilah letak gender equality dalam Islam. Dalam hal ini, istri ternyata memiliki kedudukan yang lebih tinggi sebagai pemberi izin. Seharusnya ini yang kalian lihat. "There's a hidden gender equality that we have to concern and think about it, not just looking from outside what you guys only can see". Ada beberapa kesempatan salah satu (baik istri or suami) lebih tinggi kedudukannya. Karena tidak mungkin di dalam pesawat ada 2 pilot. Jadi, persamaan gender bukan berarti berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah. Tapi bagaimana antara laki-laki dan perempuan terjadi keseimbangan dan simbiois mutualisme.
- Andai saja Wanita boleh menikah 4, maka apabila wanita itu hamil "Who does that baby belongs to?". Kalau istri 4, gampang saja. Sudah jelas itu adalah anak si laki2-laki itu. Tapi kalau suaminya 4. What will you do? Hal ini ternyata sudah dipikirkan oleh My Propeth, Nabi Muhammad SAW jauh 14 abad yang lalu. Mau tes DNA? Kalau memang itu alasan untuk justifikasi Anda, Saya yakin tiap hari akan ada berbaris-baris pasangan 1 wanita dan 4 laki-laki serta anak hanya untuk TES DNA! and you know what, setiap punya anak, Anda harus tes DNA untuk memastikan betul siapa ayah dari anak itu. Kalau dunia hanya punya 2 pasangan sih gak apa-apa. Tapi berapa penduduk dunia ini? Kacau dunia ini kan? "there will be such a disaster in this world and people queueing up only for testing DNAs".
- Which one is better. having 4 wives or being cheated with your husband? (bagi orang barat ini udah biasa, kalaupun itu tidak biasa, itu hanya skandal Bill Clinton ama Monica Lewinsky or David Bechkam ama Rebecca..hahaha) :P
- Lagian ada sebuah emphasize, "kalau tidak bisa berbuat adil, maka 1 saja cukup". Padahal, makna adil itu luas sekali. "Giving her one and giving the others one is not a part of justice. Definition of justice is just so wide and sophisticated"
- Last, for me, InsyaAllah one wife is enough :)
Mendukung atau tidak poligami itu bergantung kepada izin sang istri dan birokrasinya harus dijalankan. Masa' gaji 100 ribu perbulan mau nikah 4? tinggal jakarta lagi! hahaha Jadi, tidak pas apabila Saya berkata mendukung atau tidak. Jadi bagi Saya tidak ada istilah mendukung atau tidak dalam berpoligami karena semua bergantung pada pasangan masing2 :)
* Tulisan ini hanya bercerita ttg pengalaman dan tidak ada maksud sedikitpun untuk menyinggung perasaan orang lain.. Cheers :)