Tuesday, April 05, 2005
Retire within years, not in decades™
To retire is to die
- Pablo Casals
Saat ini usia Anda telah atau hampir mencapai 60. Menapaki usia senja, ternyata Anda masih sehat, segar dan bugar dalam bekerja. Namun, apa daya, atas nama regenerisasi dan aturan yang berlaku, perusahaan memutuskan Anda untuk pensiun. Pensiun ketika Anda masih kuat untuk bersaing dengan yang masih muda. Menyakitkan? tentu....
Ayah Saya pernah Saya tanya apa yang akan ia lakukan ketika ia harus pensiun. Ayah bilang, dia mau menjadi dosen di Unair dan menjadi konsultan. Pensiun? Oh iya dalam formalitas tapi tidak dalam bekerja.
Ada sebuah penyakit bernama Post-Power Syndrom. Penyakit ini biasanya menghinggapi orang yang pensiun. Waktu masih bekerja ia mendapatkan posisi, gaji dan dihormati. Tapi ketika pensiun, ia disingkirkan, dicampakkan dan ia tidak punya kekuasaan. Menyakitkan? sangat...
Tapi itu cerita lama... Soalnya ada sebuah cerita baru. Lebih pasnya, sebuah naratif yang akan menjadi sebuah cerita baru.
"Retire within years, not in decades."
Arti sakleknya, "Pensiun dalam tahun, bukan dasawarsa". Artian bebasnya, "ngapain sih kerja lama-lama? ayo kita berhenti dan kita foya-foya". hehe
Cita-cita itu adalah milik gadis muda bernama Anne Ahira. Mojang Bandung berusia 20an yang melalang buana menikmati sebuah hasil bisnisnya yang ia namakan "internet marketing". Gadis yang (isunya --karena belum terjadi maka Saya katakan isu--) akan dinobatkan menjadi Kartini 2005. Well, internet marketing is not a bad thing. Tergantung cara kita aja dalam melakukannya. Hari gini gak kenal AA (Anneh Ahira)??? keterlaluan...
Majalah SWA, tempo, sampai media semacam Kompas pernah memuatnya. Memuat profilnya, memuat mimpinya, memuat lamunannya, memuat cita-citanya, memuat untung yang ia peroleh, memuat angka-angka bertuliskan lambang S di coret alias $ namun tidak pernah memuat "Saya menjual produk yang bernama ....". Sehingga, jangan salahkan kalau masyarakat menebak, meraba-raba, dan mengintip-intip sendiri bagian yang seharusnya dibuka secara vulgar oleh AA dan dinikmati bersama.
Sekarang kita bayangkan. Katakan semua orang di Indonesia ini mengikuti ajakan AA untuk pensiun dini. Siapa yang mau bekerja? Siapa yang mau menjaga POM bensin? Siapa yang mau menyopir angkot, bis, bajaj? Mungkin Bajuri akan menikmati liburannya ke Persia. Petugas POM bensin lagi liburan ke Hawaii. Pedagang kaki lima sedang liburan ke UK. Aaaahh kacau. Siapa yang mau bekerja?
Negara ini sudah terlalu banyak bermimpi. Dari mimpi basah, mimpi buruk sampai mimpi yang seharusnya tidak menjadi mimpi pernah diimpikan negara ini. Sekarang AA malah menawarkan mimpi lagi yang bisa berakibat kacau. Semua orang maunya pensiun dini. Penggerak ekonomi terkuat negara yaitu pedagang kaki lima-pun juga begitu kelak, yang seharusnya jualan rokok di stasiun malah pergi ke China, yang seharusnya jualan nasi uduk malah sibuk berinternet mengecek account FFSI-nya. aaarrrgghhhhhh.... Ini negara berkembang. Ini negara masih butuh tenaga yang mau bekerja dan bukan untuk berfoya-foya berpensiun ria. Ini negara masih butuh seorang yang produktif macam Habibie, macam Budi Rahardjo, macam Adrian Poernomo dan Pascal Alfadian. Tetapi kenapa ajakannya malah pensiun? Kacau...
Saat ini "gambar" Indonesia masih dalam status yaa sekitar 400 x 200 pixel image JPEG yang di "save as web" dengan kualitas low 30%. Artinya, kita masih butuh banyak tenaga yang bekerja agar gambar Indonesia bisa menjadi setidaknya 2000 x 1000 pixel dan di "save as web" dengan kualitas 100%. Kita tidak ingin kedepan pixel-pixel itu terlepas dari gambar kita gara-gara orang pada ingin pensiun.
Lebih baik AA menyimpan mimpinya itu untuk dirinya sendiri. Gak usahlah itu bawa orang lain. Mari kita sekarang bekerja sesuai kemampuan kita dan sesuai dengan kapasitas kita yang ada. Kita simpan cita-cita untuk pensiun itu rapat-rapat. Kalau Pope John Paul II aja tidak pensiun menjadi pemimpin umat Katolik hingga meninggal, mengapa kita yang masih muda, masih bisa bekerja keras, masih produktif harus pensiun dalam hitungan tahun? I know everything was come from a dream, but it doesn't mean we have to keep dreaming to make things happen. We do things to make things happen.
Retirement is the ugliest word in the language.
- Ernest Hemingway
- Pablo Casals
Saat ini usia Anda telah atau hampir mencapai 60. Menapaki usia senja, ternyata Anda masih sehat, segar dan bugar dalam bekerja. Namun, apa daya, atas nama regenerisasi dan aturan yang berlaku, perusahaan memutuskan Anda untuk pensiun. Pensiun ketika Anda masih kuat untuk bersaing dengan yang masih muda. Menyakitkan? tentu....
Ayah Saya pernah Saya tanya apa yang akan ia lakukan ketika ia harus pensiun. Ayah bilang, dia mau menjadi dosen di Unair dan menjadi konsultan. Pensiun? Oh iya dalam formalitas tapi tidak dalam bekerja.
Ada sebuah penyakit bernama Post-Power Syndrom. Penyakit ini biasanya menghinggapi orang yang pensiun. Waktu masih bekerja ia mendapatkan posisi, gaji dan dihormati. Tapi ketika pensiun, ia disingkirkan, dicampakkan dan ia tidak punya kekuasaan. Menyakitkan? sangat...
Tapi itu cerita lama... Soalnya ada sebuah cerita baru. Lebih pasnya, sebuah naratif yang akan menjadi sebuah cerita baru.
"Retire within years, not in decades."
Arti sakleknya, "Pensiun dalam tahun, bukan dasawarsa". Artian bebasnya, "ngapain sih kerja lama-lama? ayo kita berhenti dan kita foya-foya". hehe
Cita-cita itu adalah milik gadis muda bernama Anne Ahira. Mojang Bandung berusia 20an yang melalang buana menikmati sebuah hasil bisnisnya yang ia namakan "internet marketing". Gadis yang (isunya --karena belum terjadi maka Saya katakan isu--) akan dinobatkan menjadi Kartini 2005. Well, internet marketing is not a bad thing. Tergantung cara kita aja dalam melakukannya. Hari gini gak kenal AA (Anneh Ahira)??? keterlaluan...
Majalah SWA, tempo, sampai media semacam Kompas pernah memuatnya. Memuat profilnya, memuat mimpinya, memuat lamunannya, memuat cita-citanya, memuat untung yang ia peroleh, memuat angka-angka bertuliskan lambang S di coret alias $ namun tidak pernah memuat "Saya menjual produk yang bernama ....". Sehingga, jangan salahkan kalau masyarakat menebak, meraba-raba, dan mengintip-intip sendiri bagian yang seharusnya dibuka secara vulgar oleh AA dan dinikmati bersama.
Sekarang kita bayangkan. Katakan semua orang di Indonesia ini mengikuti ajakan AA untuk pensiun dini. Siapa yang mau bekerja? Siapa yang mau menjaga POM bensin? Siapa yang mau menyopir angkot, bis, bajaj? Mungkin Bajuri akan menikmati liburannya ke Persia. Petugas POM bensin lagi liburan ke Hawaii. Pedagang kaki lima sedang liburan ke UK. Aaaahh kacau. Siapa yang mau bekerja?
Negara ini sudah terlalu banyak bermimpi. Dari mimpi basah, mimpi buruk sampai mimpi yang seharusnya tidak menjadi mimpi pernah diimpikan negara ini. Sekarang AA malah menawarkan mimpi lagi yang bisa berakibat kacau. Semua orang maunya pensiun dini. Penggerak ekonomi terkuat negara yaitu pedagang kaki lima-pun juga begitu kelak, yang seharusnya jualan rokok di stasiun malah pergi ke China, yang seharusnya jualan nasi uduk malah sibuk berinternet mengecek account FFSI-nya. aaarrrgghhhhhh.... Ini negara berkembang. Ini negara masih butuh tenaga yang mau bekerja dan bukan untuk berfoya-foya berpensiun ria. Ini negara masih butuh seorang yang produktif macam Habibie, macam Budi Rahardjo, macam Adrian Poernomo dan Pascal Alfadian. Tetapi kenapa ajakannya malah pensiun? Kacau...
Saat ini "gambar" Indonesia masih dalam status yaa sekitar 400 x 200 pixel image JPEG yang di "save as web" dengan kualitas low 30%. Artinya, kita masih butuh banyak tenaga yang bekerja agar gambar Indonesia bisa menjadi setidaknya 2000 x 1000 pixel dan di "save as web" dengan kualitas 100%. Kita tidak ingin kedepan pixel-pixel itu terlepas dari gambar kita gara-gara orang pada ingin pensiun.
Lebih baik AA menyimpan mimpinya itu untuk dirinya sendiri. Gak usahlah itu bawa orang lain. Mari kita sekarang bekerja sesuai kemampuan kita dan sesuai dengan kapasitas kita yang ada. Kita simpan cita-cita untuk pensiun itu rapat-rapat. Kalau Pope John Paul II aja tidak pensiun menjadi pemimpin umat Katolik hingga meninggal, mengapa kita yang masih muda, masih bisa bekerja keras, masih produktif harus pensiun dalam hitungan tahun? I know everything was come from a dream, but it doesn't mean we have to keep dreaming to make things happen. We do things to make things happen.
Retirement is the ugliest word in the language.
- Ernest Hemingway