Syahrani's Weblog Rani-Rina's Weblog
Thursday, July 28, 2005

Saringan

Sebuah aktifitas yang akan selalu dilakukan, mendampingi dan menyertai manusia adalah menyaring. Beberapa saudara kandung menyaring adalah disaring, memilih, memilah, dipilih dan lain sebagainya. Aktifitas menyaring adalah aktifitas otodidak kita sejak lahir.

Insting menyaring ini selalu ada pada diri kita karena kita tak selalu bisa untuk menikmati semua yang ada di dunia yang terlalu luas ini.

Sehingga, orang yang sudah mengaku telah keliling dunia adalah PEMBOHONG BESAR. Buktinya mereka tidak pernah ke rumah saya, anda dan rumah-rumah yang lain. Orang yang mengaku telah berkeliling dunia sejatinya mereka hanya mampir ke beberapa tempat saja. Hanya sebagian. Mustahil bagi mereka untuk datang ke semua tempat sekecil apapun satu per satu. Maka mereka hanya bisa menyaring, memilih tempat mana saja yang ia akan kunjungi.

Anak kecil yang ditawari nasi atau mainan, sudah barang tentu ia memilih mainan. Ia bisa menyaring bahwa mainan lah yang akan membuat dia senang.

Sampai kita besar. Masuk SD, SMP, SMU, kuliah, kerja, kita tak akan pernah lepas dari saringan kehidupan. Seleksi penerimaan siswa, mahasiswa ataupun karyawan pada dasarnya adalah perwujudan dari saringan kehidupan. Orang yang berkualitas akan tersaring dan yang biasa-biasa saja akan masuk dalam saringan begitu saja untuk dibuang.

Pilkada adalah perwujudan dari saringan. Siapa yang pintar berbohong, siapa yang pintar ngomong, siapa yang banyak duit, siapa yang pandai melobby partai (bukan nyapu lobby hotel, dodol!), siapa yang pandai curang, kemungkinan besar dia akan menang.

Indonesian idol juga saringan. Siapa yang pandai menyanyi, siapa yang banyak pendukung, siapa yang pandai mengambil hati pemirsa, siapa yang cantik, siapa yang sexy, siapa yang ganteng, siapa yang banyak duit dijamin mempunyai kans untuk menang.

Diantara dua contoh yang saya berikan yakni pilkada dan Indonesian idol, ada satu hal yang sama yaitu HARUS SAMA-SAMA PUNYA UANG.

Uang adalah variabel kuat yang bisa menembus sebuah saringan. Tak percaya? Dari sekian banyak perhelatan pilkada yang terjadi di tanah air, hampir semua kandidat adalah orang kaya berduit. Entah kayanya darimana juga saya tak tahu tapi yang jelas orang hutang kan juga pasti kaya. Maka "hutang pangkal kaya" dan "pelit juga pangkal kaya". Jelas, uang mereka gunakan untuk money politics, bikin spanduk, poster, TVC, baliho, dan lain sebagainya.

Begitupun dengan idol. Apakah mereka hanya modal suara untuk bisa lolos menjadi nomer 1? Kalau itu yang ada dipikiran anda, berarti anda terlalu polos dan lugu. Tak mungkin faktor suara hanya menjadi penentu. Idol adalah perwujudan lain dari pilkada. Mereka juga butuh uang (modal) untuk menang. Sehingga tak jarang dari mereka membuat poster mereka sendiri, iklan sendiri, bayari temen-temennya agar SMS buat dia, bahkan sembari sembunyi2x kontestan idol nge-vote untuk dirinya sendiri seraya berkata ke saingannya "saya tadi vote kamu lhooo..".. aaaaahhh BOHONG KAN?!

MASIH GA PERCAYA? Dateng aja ke kantor Samsat untuk bikin SIM. Uji coba, satu pake uang untuk bisa menembus saringan orang-orang samsat dan satu lagi ga pake uang seraya berharap dapet SIM. Saya yakin, yang modal uang hanya beberapa jam jadi dan yang ga pake uang harus di test dulu. Ya kan? NGAKUUUU!! :) *cermin perilaku orang kita*

Begitulah saringan *ngelirik ke saringan*. Kadang ia tak kuat dalam menyaring. Ada yang nyelip masuk, ada yang nyempil, ada yang malah tak tersaring malah ada yang meluncur masuk ke dalamnya. Semua sulit untuk dihindari. Setidaknya kita ada kemauan dan niatan bahwa saringan kita adalah bukan "saringan uang" belaka. Hanya saringan abadi kelak yang akan benar-benar menyaring kita.

Tapi itu semua tak penting. Yang terpenting adalah bagaimana yang KITA YANG DISARING itu memang bisa menjadi hasil-hasil saringan yang berintisari tinggi.

It's a wide world
There's only a little bit of time to taste everything
Taste a bit, then you can describe the rest....

Hidup Pak Saringan! *lhoo*



Author

Rani

"Syahrani's Weblog" is where I restore everything (writings, stories, religious, social, politics, current affairs, marketing, thoughts, sports, internet, essays, pictures or what so ever) that amazed me during time.

A 23 year-old, worker, family-man and a Post-Graduate MBA student. Living in Melbourne (Australia). Email: syahrani AT gmail.com .

Ads


Archives

August 2004
September 2004
October 2004
November 2004
December 2004
January 2005
February 2005
March 2005
April 2005
May 2005
June 2005
July 2005
August 2005
September 2005
October 2005
November 2005
February 2006
March 2006
April 2006
May 2006
June 2006
August 2006
September 2006
October 2006
November 2006
December 2006
February 2007
April 2007
May 2007
April 2008
August 2008
September 2008
October 2008
November 2008
January 2009

Friends

*)Iin
Abhirhay
Adai
Avianto
Bahtiar
Benny Chandra
Budi Rahardjo
Budi Wijaya
Canti
Diaz Fitra
Didats Triadi
Dody
Emil
Enda Nasution
Farhana
Farid Gaban (Pena Indonesia)
Farid Gaban (Solilokui)
Fisto
Goiq
Guntur
Hermawan Kartajaya
Idban
Ikhlasul Amal
Imponk
Kere Kemplu
Mbak Syl
Lantip
Luluk
Maknyak
Manda
MDAMT
Nurani Susilo
Priyadi
Riza Nugraha
Rudy
Sa
Thomas Arie Setiawan
Tiwi
Wimar Witoelar
Yulian Firdaus

Credits

Blogger
Haloscan
Photobucket


Nedstat Basic - Free web site statistics Personal homepage website counter