Thursday, May 11, 2006
Iran yang Tenang
Hal yang paling bangsa kita pelajari dari Iran adalah begitu tenangnya dalam menghadapi "serangan" lawan. Walaupun terancam resolusi oleh DK PBB yang tentu (ya, tentu!) dimotori oleh AS, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad tetap percaya diri seraya menggalang dukungan termasuk ke Indonesia.
Mungkin ada beberapa penyebab mengapa Dia begitu merasa diatas angin.
Salah satunya adalah dia merasa berada di jalur yang benar. Artinya program nuklir adalah untuk program kemanusiaan dan sebagai pembangkit energi alternatif. Bukan sebagai senjata.
Sedangkan alasan kedua mengapa dia merasa tenang dan percaya diri adalah kalaupun AS terus menekan Iran, itu hanya gertak sambal. Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad begitu yakin bahwa bahwa AS tak akan melakukan hal yang sama pada Iran seperti yang dilakukan AS pada Irak.
Bagi Ahmadinejad, saat yang paling tepat untuk melawan AS adalah sekarang. Saat yang paling tepat untuk perang (kalaupun terjadi) dengan AS adalah sekarang. Tak ada waktu lain.
Sebab AS sudah tak punya apa-apa lagi (seandainya perang terjadi) setelah mengeluarkan begitu banyak source untuk invasi ke Irak. Broke. Juga dukungan negara sekutu juga tak seperti biasanya.
Semoga memang nuklir itu dimanfaatkan dengan benar untuk kemanusiaan. Semoga juga perang tak pernah terjadi lagi. Kalau memang begitu adanya, saya mendukung Ahmadinejad. Otherwise, no.
Mungkin ada beberapa penyebab mengapa Dia begitu merasa diatas angin.
Salah satunya adalah dia merasa berada di jalur yang benar. Artinya program nuklir adalah untuk program kemanusiaan dan sebagai pembangkit energi alternatif. Bukan sebagai senjata.
Sedangkan alasan kedua mengapa dia merasa tenang dan percaya diri adalah kalaupun AS terus menekan Iran, itu hanya gertak sambal. Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad begitu yakin bahwa bahwa AS tak akan melakukan hal yang sama pada Iran seperti yang dilakukan AS pada Irak.
Bagi Ahmadinejad, saat yang paling tepat untuk melawan AS adalah sekarang. Saat yang paling tepat untuk perang (kalaupun terjadi) dengan AS adalah sekarang. Tak ada waktu lain.
Sebab AS sudah tak punya apa-apa lagi (seandainya perang terjadi) setelah mengeluarkan begitu banyak source untuk invasi ke Irak. Broke. Juga dukungan negara sekutu juga tak seperti biasanya.
Semoga memang nuklir itu dimanfaatkan dengan benar untuk kemanusiaan. Semoga juga perang tak pernah terjadi lagi. Kalau memang begitu adanya, saya mendukung Ahmadinejad. Otherwise, no.