Monday, May 07, 2007
Cinta dan Idealisme Mohammad Nuh
Pertama mendengar Pak Nuh ketika beliau menjadi rektor ITS (Institut Teknologi 10 Nopember) tahun 2003. Mohammad Nuh waktu itu diklaim sebagai rektor termuda di Indonesia. Terlebih lagi, Pak Nuh menjadi rektor tanpa gelar "Profesor". Dia waktu itu masih Doktor lulusan Perancis.Pertama kali melihat Pak Nuh secara langsung yakni pada bulan Ramadhan 2003. Ketika itu dia menjadi salah seorang penceramah (pemateri) pada "Pondok Ramadhan" di Malang. Saya waktu itu diajak ibu saya untuk mengikuti acara itu. Pak Nuh memang kerap menjadi tim di Nara QUalita Ahsana. Sebuah lembaga pengembang SDM dengan sentuhan religi.
Suaranya halus, tutur katanya lembut, tertata rapi dengan pemilihan diksi yang akurat. Itulah kesan pertama saya. Walaupun tak kenal secara personal, tapi dengan "prestasi" yang dia punya, saya appreciate sekali dengan orang seperti ini. Terlebih dia dikenal pintar, cerdas dengan banyak ide-ide segar. Terbukti, ITS sekarang menjadi sangat maju di bawah pimpinan Pak Nuh 2003-2007. Dia baru saja lengser dari kursi rektor.
Kelengseran dari kursi rektor inilah yang membuat saya kaget. Dengan track record yang bagus Pak Nuh mempunyai segudang prestasi.
"Pak Nuh kalah di Senat yang membuat Presiden memilih calon lain yang menang itu. Padahal, andaikata pilihan langsung, Pak Nuh akan jauh lebih unggul terutama di tataran grass root," ujar kawan saya disini yang juga dosen ITS.
Kawan saya itu bercerita bahwa Pak Nuh memiliki banyak ide-ide gemilang tetapi selalu mentok di implementasi dikarenakan bawahan yang tak sepintar dirinya. Ini adalah masalah klasik di tataran pemerintahan namun ternyata ada juga di dunia akademisi. Bawahan-bawahan Nuh kurang bisa membaca ide-ide Nuh dan cara kerja dia yang dinamis dan cepat tidak bisa diikuti secara cermat oleh bawahannya.
Rupanya, SBY cukup pintar dengan memilih dia menjadi menteri. Kalau yang ini saya tak kaget. Sooner or later, eventually he will be the one.
Terakhir, saya teringat pesan Pak Nuh ketika dia turun dari kursi rektor: "Dalam bekerja dan melakukan pekerjaan itu harus ada 2 hal yakni cinta dan idealisme".
Semoga di posisi Pak Nuh yang baru, Anda menemukan Cinta dan Idealisme tersebut. Karena anda menjadi menkominfo, tolong majukan IT dan kualitas Internet Indonesia, ya pak!?! :) Plis deh ih :)
Selamat Bekerja, Pak Nuh!