Wednesday, April 23, 2008
Yang Jujur, Yang dicoba
The only disability in life is a bad attitude.-Scott Hamilton
Ujian Nasional (Unas) bagi siswa SMU di Indonesia telah dimulai kemarin. Hari pertama berlangsung, terlihat lancar, walau ada sedikit ganjalan disana-sini.
Sore itu saya sempat melihat acara reportase sore di TransTV via imediabiz. Beberapa berita Unas mereka laporkan. Namun, ada sisi menariknya.
Berita pertama, beberapa siswa tuna rungu, wicara dan netra sedang serius mengerjakan soal. Yang tuna netra, mengerjakan soal-soal yang semua ditulis dengan huruf khusus tuna netra braile. Begitupun juga dengan tuna-tuna yang lain. Bagi mereka, kecacatan tak ubahnya sebuah cobaan yang harus mereka lalui tanpa harus menghambat tumbuhnya semangat hidup dalam menghadapi keterbatasan fisik. Istri saya yang menonton di sebelah saya waktu itu berujar "wah mereka nggak bisa nyontek dong?". Betul, mereka mempunyai keterbatasan fisik, tetapi ini membuat mereka menjadi jujur. Tidak ada tulisan contekan (kerpekan) yang mereka tulis bagi sang tuna netra, tidak ada bisikan2x jawaban bagi yang tuna rungu dan wicara.
Berita kedua tentang unas, beberapa siswa terlihat bertransaksi dengan sindikat-sindikat pengedar kunci jawaban soal unas yang akan dilaksanakan keesokan harinya. Harganya bervariasi, dari 1 juta hingga 5 juta. Anak-anak ini tentunya cukup berada. Berada dalam fisik, dan berada dalam materi. Serentak, kunci jawaban unas pun menyebar ke handphone2x teman mereka. Tak susah di jaman sekarang ini untuk berkomunikasi, termasuk berkomunikasi contekan.
Barangkali, yang cocok memimpin bangsa ini kelak bukanlah mereka yang sehat secara fisik melainkan orang2x kemarin mengerjakan soal unas dengan bantuan huruf braile maupun dengan isyarat tangan dan tubuh. Yang sehat pun terbukti tak memanfaatkan kelebihan fisiknya. Mereka mencontek, mencuri, korupsi, membunuh dan lain sebagainya.
Doa kita mengiringi mereka perjalanan mereka yang cacat. Yang jujur, yang dicoba.